Cerita berawal dari sebuah
keluarga yg bisa di katakan biasa saja.
Ada sebuah keluarga yang pada awalnya hidup
dengan bahagia walaupun dalam keadaan broken home mereka tatap bahagia dengan
keadaan itu walaupun di hati berkata lain, mereka tatap tabah, biar orng di
sekelilingnya tidak mengetahuinya.
Dimana ibunya hanyalah seorang
buruh rumah tangga di tempat orang, dalam menghidupi ke empat anaknya yang dari
hasil bekerja tersebut tidaklah cukup untuk makan dan biaya sekolah sehari-hari
tp seorang ibu tetap sabar dan salalu bersyukur. Keempat anak tersebut begitu
dekat dangan Ibunya di bandingkan ayahnya, bahkan ada atau tidak ada ayahnya
mereka tetap bisa bahagia karena ada seorang ibu yang begitu sayang mereka
seihingga mindset meraka sudah terbiasa dengan keadaan tersebut.
Sekarang keempat anak tersebut
sudah menjadi kebanggaan ibunya walaupun sang ibu tidak sempat melihat
kesuksesan keempat anaknya, yang keempat anak tersebut bekerja di perusahaan
besar swasta dan BUMN, karena disaat itu sang ibu telah meninggal dunia dimana
anak-anaknya belum sempat membalas semua kebaikan dan perjuangan beliau yang
membesarkan mereka.
Tatkala aku berpikir ini kah
hidup yang dulu nya keluarga tersebut tidak dianggap orang bahkan keempat anaknya selalu di ejek temannya kini telah
berhasil yang sekarang mereka lebih dihargai orang.
Inikah hidup yang di katakan
pepatah “hidup itu seperti roda kadang di atas dan kadang di bawah” hanya
dengan kegigihan seorang ibu yang hanya buruh rumah tangga mampu menghidupi keempat
anaknya bahkan anaknya telah berhasil. Bahkan kita tak tahu kapan kita akan di
atas dan kapan kita akan dibawah................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!. aku
teringat akan sesuatau perkataan guru ku kata guru ku”Jalani lah hidup ini
dengan apa adanya dengan selalu Ikhtiar, Doa dan Tawakal kepada Allah Swt” dan
“ selalu berusaha untuk menuntu ilmu karna dengan ilmu kita bisa meraih
segalanya baik akhirat maupun dunia”.
Mudahan dengan cerita yang pendek
ini kita semua dapat mengambil hikmahnya, amein.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar