Jumat, 24 September 2010

AKTIVA TETAP


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva – aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.
Aset tetap adalah aset berwujud yang:

  1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif.

  2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

  1. Jenis - Jenis Aktiva Tetap Berwujud
Suatu kelompok aset tetap adalah pengelompokkan aset yang memilki sifat dan kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Berikut ini adalah contoh dari kelompok aset yang terpisah :

  1. Tanah;

  2. Tanah dan bangunan;

  3. Mesin;

  4. Kapal;

  5. Pesawat udara;

  6. Kendaraan bermotor;

  7. Perabotan; dan

  8. Peralatan kantor.

  1. Istilah – Istilah Dalam Aktiva Tetap :


    1. Biaya Perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.

    2. Nilai Residu Aset adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan, jika aset tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.

    3. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.

    4. Umur Manfaat (Useful Life) adalah :

  1. Suatu periode di mana aset diharapkan akan digunakan oleh entitas.

  2. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut oleh entitas.
BAB II
PENGAKUAN AKUNTANSI PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP
DAN PENJUALANNYA


    1. Penggunaan Dan Pencatatan Data Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Dalam melakukan penilaian kembali ada beberapa istilah sebagai berikut :

  1. Harga perolehan kembali, yaitu harga perolehan untuk membeli atau membuat kembali aktiva tetap tersebut.

  2. Nilai sehat, yaitu harga perolehan kembali dikurangi depresiasi sampai saat itu berdasarkan nilai yang baru.

  3. Persentase keadaan, yaitu persentasi yang menunjukkan hubungan antara nilai sehat dengan harga perolehan kembali.
Di dalam mengadakan penilaian kembali, kadang – kadang hanya nilai buku aktiva yang berubah, tetapi disamping nilai buku aktiva, maka umur aktiva juga disesuaikan ( dinilai kembali ). Penilaian kembali bisa dicatat dalam rekening – rekening, ataupun tidak dicatat dalam rekening – rekening, hanya nilai buku dikoreksi agar sesuai dengan persentase keadaan yang telah ditentukan dari penilaian kembali.
Contoh Soal
Contoh 1 :
Tanah dengan harga perolehan sebesar Rp 100.000,00 dinilai kembali menjadi Rp 1.000.000,00. Karena tanah itu umurnya tidak terbatas maka tidak ada rekening akumulasi depresiasi. Harga perolehan kembali dalam contoh ini adalah Rp 1000.000,00.agar rekening tanah dapat menunjukkan jumlah sebesar harga perolehan kembali maka ditambah dengan jumlah Rp 900.000,00. Kenaikan jumlah aktiva ini juga dicatat sebagai modal penilaian kembali. Jumlah kenaikan nilai aktiva yang bearsal dari penilaian kembali dapat dicatat dalam rekening tanah atau rekening tanah – penilaian kembali.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat rekening penilaian kembali ini sebagai berikut :
Tanah – Penilaian Kembali Rp. 900.000,00 -
Modal Penilaian Kembali - Rp. 900.000,00
Contoh 2 :
Mesin dibeli dengan harga Rp 100.000,00, umur 8 tahun tanpa nilai residu. Sesudah digunakan selama 4 tahun dinilai kembali sebagai berikut :
Harga perolehan kembali = Rp 150.000,00
Persentase keadaan = 60% atau nilai sehat = Rp 90.000,00
Jadi, harga perolehan dan data penilaian sebagai berikut :
Menurut buku Menurut penilaian
Harga perolehan Rp. 100.000,00 Rp. 150.000,00
Akumulasi depresiasi (Rp. 50.000,00) (Rp. 60.000,00)
Nilai buku Rp. 50.000,00 Rp. 90.000,00


    1. Penjualan Aktiva Tetap Yang Sudah Dinilai Kembali
Aktiva tetap yang sudah dinilai kembali keatas, jika dijual maka perhitungan laba atau rugi penjualannya didasarkan pada perbandingan nilai buku aktiva tetap dengan harga jualnya. Penjualan ini dicatat dengan menghapuskan semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tetap baik yang berasal dari harga perolehan maupun penilaian kembali.
Contoh Soal
Contoh 1 ( Apabila memperoleh laba ) :
Diketahui data harga perolehan dan penilaian kembali mesin pada tanggal 1 Januari 1995 sebagai berikut :
Harga perolehan tambahan dari
Penilaian kembali
Mesin Rp. 200.000,00 Rp. 100.000,00
Akumulasi depresiasi (Rp. 80.000,00) (Rp. 40.000,00)
Rp. 120.000,00 Rp. 60.000,00
Pada tanggal 1 Januari 1995 mesin tersebut dijual dengan harga Rp 150.000,00. Laba yang diperoleh dari penjualan mesin ini sebesar Rp 30.000,00 yaitu Rp 150.000,00 dikurangi Rp 120.000,00. Penjualan mesin dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas Rp. 150.000,00 -
Akumulasi depresiasi mesin Rp. 80.000,00 -
Akumulasi depresiasi mesin – Penilaian kembali Rp. 40.000,00 -
Modal penilaian kembali Rp. 60.000,00 -
Mesin - Rp. 200.000,00
Mesin – Penilaian kembali - Rp. 100.000,00
Laba Penjualan Mesin - Rp. 30.000,00
Contoh 2 ( Apabila Rugi ) :
Diketahui data harga perolehan dan penilaian kembali mesin pada tanggal 1 Januari 1995 sebagai berikut :
Harga perolehan tambahan dari
Penilaian kembali
Mesin Rp. 200.000,00 Rp. 100.000,00
Akumulasi depresiasi (Rp. 80.000,00) (Rp. 40.000,00)
Rp. 120.000,00 Rp. 60.000,00
Pada tanggal 1 Januari 1995 mesin tersebut dijual dengan harga Rp 100.000,00. Rugi yang diperoleh dari penjualan mesin ini sebesar Rp 20.000,00. Penjualan mesin dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas Rp. 100.000,00 -
Akumulasi depresiasi mesin Rp. 80.000,00 -
Akumulasi depresiasi mesin – Penilaian kembali Rp. 40.000,00 -
Modal penilaian kembali Rp. 60.000,00 -
Rugi Penjualan Mesin Rp. 20.000,00
Mesin - Rp. 200.000,00
Mesin – Penilaian kembali - Rp. 100.000,00
BAB III
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpulan dari uraian pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran yang nantinya dapat menjadi bahan masukan bagi para pembaca makalah ini.
A. Kesimpulan


    1. Aktiva Tetap merupakan aset suatu perusahaan yang berwujud, yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu periode.

    2. Di dalam menilai kembali suatu aktiva tetap, nilai buku dan umur aktiva tetap harus disesuaikan.

    3. Aktiva tetap yang mau dijual harus diperhitungkan laba atau rugi nya yang berdasarkan perbandingan antara nilai buku aktiva tetap dengan harga jualnya.
B. Saran-Saran


    1. Setiap perusahaan harus mempunyai kebijakan atas penyusutan aktiva tetap.

    2. Perlu adanya penialaian kembali untuk setiap aktiva tetap yang masih dapat dipakai walaupun nilai penyusutannya sudah habis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Comment

Recent Comment